Laju Reaksi

Friday 3 May 2013

Hakikat Pendidikan Kimia



A.    Hakikat Pendidikan Kimia
Konsep Kimia
2.6. Pengertian Konsep
Belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan. Konsep-konsep merupakan batu-batu pembangun (building blocks) berpikir (Dahar,1989). Konsep-konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus mengetahui aturan-aturan yang relevan, dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-konsep yang diperolehnya. Pendekatan konsep merupakan bentuk instruksional kognitif yang memberi kesempatan siswa berpartisipasi secara aktif dengan konsep-konsep dan menemukan prinsip sendiri (Arifin, Mulyati, dkk., 2000).
2.6.1. Beberapa Ciri Konsep
Beberapa ciri konsep adalah sebagai berikut (Anitah W., dkk, 2007) :
1.      Konsep merupakan buah pikiran yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Konsep tersebut ialah semacam simbol.
2.      Konsep timbul sebagai hasil pengalaman manusia dengan menggunakan lebih dari satu benda, peristiwa atau fakta. Konsep tersebut ialah suatu generalisasi.
3.      Konsep ialah hasil berpikir abstrak manusia yang merangkum banyak pengalaman.
4.      Konsep merupakan perkaitan fakta-fakta atau pemberian pola pada fakta-fakta.
5.      Suatu konsep dapat mengalami modifikasi disebabkan timbulnya fakta-fakta baru.
Jadi konsep dapat merupakan konsep konkrit dan konsep abstrak. Beberapa konsep ada kalanya dapat digabungkan. Gabungan konsep-konsep ini merupakan generalisasi, dan disebut prinsip ilmiah. Sebagai contoh, asam dapat bereaksi dengan basa membentuk garam. Beberapa penulis menggunakan juga istilah konsep untuk prinsip ilmiah atau generalisasi, kita dapat menggunakan kedua pengertian ini untuk konsep.
Seperti yang telah disebutkan bahwa konsep dapat mengalami modifikasi disebabkan timbulnya fakta-fakta baru, sebagai contohnya adalah konsep atom. Konsep atom Dalton yang dikemukakan pada tahun 1808 terlihat ketidak sempurnaannya setelah ditemukannya elektron oleh J.J. Thomson pada tahun 1900. Berdasarkan bukti temuannya bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan positif maka Rutherford tahun 1913 memperbaiki model atom Thomson. Kemudian Niels Bohr tahun 1922 menyempurnakan model atom Rutherford tersebut (Firman, H dan Liliasari., 1994).
2.6.2. Pendekatan Konsep dalam Kegiatan Pembelajaran Kimia
Berikut ini akan diberikan contoh-contoh konsep kimia yang dapat diajarkan di SMA
[  Atom dapat bergabung dengan atom lain melalui suatu ikatan Kimia
[  Ikatan ion terbentuk akibat gaya elektrostatik antar ion yang berlawanan muatan yang terjadi karena ada serah terima elektron dari satu atom dengan atom lain
[  Ikatan kovalen terjadi karena penggunaan bersama pasangan elektron valensi oleh dua atom yang berikatan.
[  Ikatan kovalen rangkap melibatkan penggunaan bersama lebih dari satu pasang elektron oleh dua atom yang berikatan.
[  Ikatan kovalen koordinat atau ikatan dativ terjadi apabila pasangan elektron yang dipakai bersama berasal dari salah satu atom yang berikatan.
[  Molekul polar ditimbulkan oleh perbedaan keelektronegatifan dua atom yang membentuk molekul dwiatom.
[  Kepolaran molekul pada molekul poliatom selain ditentukan oleh kepolaran ikatan-ikatan yang membentuk molekul juga ditentukan oleh struktur ruang molekul.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru dalam merencanakan pembelajaran dengan pendekatan konsep (Dahar, 2003) :
1.    Konsep-konsep yang akan diajarkan harus dinyatakan secara tegas dan lengkap.
2.    Prasyarat atau konsep-konsep yang telah diketahui dan diperlukan dapat digunakan dalam proses pembelajaran.
3.    Urutan kegiatan pembelajaran seharusnya memberikan pengalaman yang memadai, sesuai dengan konsep yang akan dipelajari maupun konsep yang telah ada.
2.7. Karakteristik Ilmu Kimia
Wiseman (1981) mengemukakan bahwa ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah. Kesulitan mempelajari ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yang disebutkan oleh Kean dan Middlecamp (1985) sebagai berikut:
1.      Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak
Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia yang tidak nampak, yang menurut siswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Karena atom merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak dapat melihat atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom oksigen kita gambarkan secara bulatan.
2.      Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya
Kebanyakan obyek yang ada di dunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambaran yang disederhanakan, di mana zat-zat dianggap murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam penyederhanaanya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut.
3.      Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat
Seringkali topik-topik kimia harus dipelajari dengan urutan tertentu. Misalnya, kita tidak dapat menggabungkan atom-atom untuk membentuk molekul, jika atom dan karakteristiknya tidak dipelajari terlebih dahulu. Disamping itu, perkembangan ilmu kimia sangat cepat, seperti pada bidang biokimia yang menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning, dan sebagainya. Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif dalam menerima semua kunjungan tersebut.
4.      Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal
Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari kimia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta-fakta kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain.
5.      Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak
Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefisien mungkin. (Rusmansyah dan Irhasyuarna,Y , 2002) Menurut Arifin (1995), kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:
a.       Kesulitan dalam memahami istilah
Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal akan istilah dan tidak memahami dengan benar istilah yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.
b.      Kesulitan dalam memahami konsep kimia
Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi yang bersifat abstrak dan kompleks, sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.
c.       Kesulitan angka
Dalam pengajaran kimia kita tidak terlepas dari perhitungan secara matematis, di mana siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut.
2.8. Karakteristik Belajar Kimia
Saat ini kurikulum yang diberlakukan di Indonesia menginginkan dan sangat berharap agar mahasiswa lebih aktif, kreatif, inovatif, dan mampu mengikuti kuliah dengan antusiasme yang tinggi. Selain penciptaan suasana kampus yang kondusif, dari dalam diri mahasiswa itu sendiri harus memiliki motivasi dan minat yang kuat untuk mengikuti dan menguasai setiap mata kuliah, tidak terkecuali mata kuliah yang berinisial KIMIA. Minat dan motivasi mahasiswa akan muncul ketika ia tahu bahwa materi yang dipelajarinya ternyata bermanfaat dan berkaitan dengan kehidupannya, sehingga karakrakteristik pembelajaran kimia adalah sebagai berikut :
A.    Bagaimana Cara Menggali Sisi-Sisi Menarik Kimia
Bagaimanakah sebenarnya kiat kita agar dapat menggali atau melihat sisi-sisi menarik kimia. Untuk dapat melakukan itu, maka mahasiswa harus memiliki tiga sifat, yaitu sensitif / peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitar kita. Sensitif artinya peka terhadap semua fenomena atau gejala alam yang mungkin orang lain tidak dapat melihat keterkaitannya dengan ilmu kimia, tetapi karena kepekaan yang tinggi pada diri kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan melalui ilmu kimia. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk mencari jawaban-nya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir kita didasari pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep kimia lalu kita berusaha menjelaskan atau bahkan menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain.
Sebagai contoh, ketika kita sakit panas dalam dan membeli minuman penyegar dalam bentuk bubuk, maka bagi mahasiswa yang tidak sensitif, kritis, dan kreatif tidak muncul apapun di kepalanya tentang minuman penyegar itu. Namun bagi yang memiliki ketiga sifat tadi, maka ketika ia membaca aturan minum dalam kemasan minuman penyegar tersebut tertulis ”aduk 18 kali”, pasti ia mulai berpikir ”kenapa harus 18 kali?” lalu mencari-cari konsep kimia yang berkaitan dengan hal itu, mulai dari mencari komposisi zat kimia yang menyusun minuman penyegar, sampai pada reaksi kimia apa yang terjadi sehingga ketika dicampur harus diaduk 18 kali.
Contoh lainnya, ketika kita dijelaskan tentang sifat koligatif larutan, pada bagian tentang tekanan osmosis, dosen menyebut istilah isotonik, maka bagi mahasiswa yang memiliki ketiga sifat tersebut pikirannya langsung menghubungkan dengan minuman isotonik. Banyak pertanyaan muncul, mulai dari ”apa ada hubungan minuman isotonik dengan sifat isotonik yang dijelaskan dosen” sampai ”bagaimana cara menguji sifat isotonik pada minuman isotonik tersebut”.
Beberapa contoh di atas cukup memberikan gambaran pada kita bahwa jika kita mampu melihat sisi-sisi menarik kimia, maka apapun penjelasan dosen tentang konsep kimia dengan berbagai istilah yang menyertainya selalu mampu memunculkan keingin-tahuan yang berujung pada pencarian jawaban. Setelah memperoleh jawabnya, pasti akan memunculkan dorongan lebih kuat untuk menggali, menggali ... dan menggali sisi menarik kimia lainnya.
B.     Berbagai Contoh Sisi-Sisi Menarik Kimia Dalam Kehidupan
Seperti disebutkan di atas, dunia kita adalah dunia kimia, kalimat itu mengandung makna pula bahwa semua fenomena dan aktivitas yang berlangsung di sekitar kita ada kaitannya dan dapat dijelaskan dengan ilmu kimia. Coba kita perhatikan beberapa contoh berikut ini :
1.      Orang di desa yang pulang dari sawah biasanya kegerahan lalu mandi. Air yang diguna-kan untuk mandi ditaburi garam dapur, yang menurut mereka membuat lebih segar. Hal ini dapat dijelaskan dengan ilmu kimia, yaitu garam dapur yang dilarutkan dalam air akan terionisasi, ion-ion tersebut menyebabkan tegangan permukaan air menjadi besar, sehingga ketika digunakan mandi akan membantu membuka pori-pori kulit lebih lebar, akibatnya penguapan tubuh menjadi lebih cepat dan badan merasa lebih segar.
2.      Orang yang sakit panas, untuk menurunkan panasnya dikompres dengan alkohol, hal ini karena untuk menguap alkohol memerlukan energi panas yang diambil di sekitarnya, yaitu diambil dari tubuh orang yang dikompres, sehingga suhu tubuh orang tersebut menjadi turun.
3.      Pada lumbung-lumbung padi biasanya orang menyimpan beras yang diletakkan di atas tumpukan arang (banyak dilakukan petani di Kalimantan). Hal ini karena arang bersifat menyerap air yang menjadikan beras tetap kering (tidak lembab) sehingga kutu beras tidak datang.
4.      Ketika orang di desa mengeringkan tepung biasanya diberi cabe merah, tujuannya agar tepung cepat kering. Mengapa demikian ? Oleh karena cabe mengandung zat kapsaisin yang memberi rasa pedas dan bersifat higroskopis, maka cabe membantu mempercepat keringnya tepung tersebut.
5.      Orang yang keracunan disuruh menelan telur (terutama putih telurnya), mengapa ? Oleh karena zat putih telur adalah albumin, yaitu salah satu protein yang bersifat mengikat racun dengan cara menkoagulasi racun tersebut agar tidak menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang bisa juga menggunakan air kelapa muda (tidak harus kelapa hijau), karena air kelapa muda mengandung enzim yang bertugas membentuk daging kelapa. Enzim adalah salah satu bentuk protein yang bersifat sama dengan putih telur.
6.      Penjual jamu mencampurkan kuning telur pada jamunya, mengapa kuning telur ? Zat aktif pada jamu larut pada pelarut organik, maka kuning telur yang digunakan sebab zat kuning telur mengandung kolesterol yang bersifat non polar / organik.
7.      Orang yang mengunyah nasi lama-lama berasa manis, karena adanya air ludah yang mengandung enzim ptialin yang mampu menghidrolisis karbohidrat menjadi molekul yang lebih sederhana diantaranya glukosa yang berasa manis.
Masih banyak lagi fenomena yang terjadi di sekitar kita dapat dijelaskan secara ilmiah dengan ilmu kimia. Hanya saja terkadang kita tidak mampu / mau berusaha untuk mencari hubungan itu. Orang-orang jaman dahulu sebenarnya meninggalkan kebiasaan yang ilmiah, namun karena keterbatasan pengetahuan, kebiasaan tersebut hanya turun-temurun tanpa penjelasan. Tugas kita untuk mengungkapkannya melalui ilmu kimia.


C.    Berbagai Kiat Menghafal Konsep Kimia Yang Menarik
Seringkali kita menghadapi kesulitan dalam menghafal atau memahami konsep-konsep kimia. Selain mungkin konsepnya yang abstrak, banyak konsep kimia yang memang sulit untuk dipahami, apalagi jika ada dua istilah yang artinya berlawanan, seringkali tertukar dalam pikiran kita. Nah kita dapat membuat cara-cara menarik yang dapat mempermudah menghafal sekaligus memahaminya. Berikut ini beberapa contohnya :
1.      Jika ada dua istilah yang berlawanan, jangan menghafalkan pengertian kedua istilah tersebut. Kita cukup menghafal satu, maka otomatis yang satunya memiliki pengertian sebaliknya. Dengan demikian tidak mungkin tertukar dalam pikiran kita.
2.      Carilah keanehan dalam hubungan antar konsep yang mudah diingat. Sebagai contoh : dalam Katoda terjadi Reduksi, dan dalam Anoda terjadi Oksidasi. Perhatikan bahwa kedua pasangan konsep tersebut merupakan pasangan huruf mati dan huruf hidup.
3.      Pada sel volta dan elektrolisis, katoda dan anoda berfungsi terbalik sebagai kutub positif dan negatif. Kita dapat membuat singkatan kata ”Kapan” (katoda positif anoda negatif) untuk sel volta dan”knap” (katoda negatif anoda positif). Dengan melihat prinsip nomor satu, sebaiknya kita hanya menghafal salah satu.
4.      Untuk menghafal urutan tata nama senyawa karbon, kita dapat berkreasi sendiri membuat kalimat. Sebagai contoh ”Meta pro bu Peni, Heksa hepi karena bersaing dengan Okta, nona yang dekil”.
5.      Ketika menghafalkan pengaruh aksi tertentu terhadap keseimbangan kimia, maka dapat dihafalkan salah satu saja. Sebagai contoh, jika tekanan diperbesar (volum diperkecil), maka keseimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang kecil (mengikuti kata pada volum). Hafalkan itu saja, maka jika terjadi aksi sebaliknya kita tinggal mengatakan arah pergeseran sebaliknya.
D.    Berbagai Contoh Percobaan Yang Menarik
Selama ini jika kita melakukan praktikum selalu hanya mendasarkan pada petunjuk praktikum yng sudah ada dimana dari tahun ke tahun sama, seperti membaca sebuah resep masakan lalu kita mempraktikkannya di laboratorium. Hal ini sangat monoton dan membosankan, karena terkadang praktikum yang kita lakukan sudah pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, agar pembelajaran praktikum sebagai bagian pembelajaran kimia secara utuh dapat menarik, kita perlu menciptakan percobaan-percobaan baru yang berkaitan dengan kehidupan dan bahkan kalau memungkinkan dapat dipraktikkan tanpa harus di laboratorium.
Bagaimanakah cara kita menciptakan suatu percobaan baru sehingga kita tertantang dan tertarik untuk melakukannya ? Suatu materi ajar dapat dikonstruksi menjadi percobaan dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini :
1.      Pelajari secara mendalam materi ajar tersebut, lalu coba cari hubungan setiap konsep yang ada dengan fenomena yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Setelah kita menemukan suatu fenomena, cobalah berpikir bagaimana mengangkat fenomena tersebut menjadi suatu rancangan percobaan sederhana dengan mencari hubungannya dengan konsep kimia tertentu.
3.      Buatlah langkah-langkah pengujian / pembuktiannya.
4.      Ujicobalah sesuai dengan rancangan yang dibuat.
5.      Tulis rancangan kita dengan format prosedur sederhana yang mudah dipahami.
Untuk dapat menemukan fenomena yang berkaitan dengan materi ajar mungkin dirasa sulit oleh kita, namun sebenarnya semakin banyak membaca buku dan membuka internet, semakin besar kepekaan kita terhadap fenomena kimia di sekitarnya. Berikut ini contoh-contoh percobaan sederhana yang idenya muncul dari fenomena kimia yang ada di sekitar kita yang ada kaitannya dengan materi ajar di kelas sebagai berikut :
1.      Untuk menunjukkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air, letakkan 2 batang tusuk gigi secara berhadapan. Adanya molekul-molekul air dapat ditunjukkan dengan mematahkan ikatan antar molekulnya menggunakan 1 batang tusuk gigi yang dicelupkan ke dalam air sabun dan kemudian diletakkan diantara 2 batang tusuk gigi tadi, sehinggga secara spontan kedua batang akan saling menjauh sebagai akibat patahnya ikatan antar molekul air. Hal ini dapat dimodifikasi dengan menggunakan air susu yang ditetesi beberapa warna di tengah-tengah, lalu dengan cara yang sama tusuk gigi yang telah dicolekkan pada sabun colek diletakkan di tengah-tengah warna tersebut, maka secara spontan warna-warna tersebut akan menepi.
2.      Untuk menunjukkan ciri-ciri reaksi kimia, dapat dilakukan dengan cara mudah, yaitu :
a.       Pembentukan gas : mereaksikan asam cuka dengan soda kue, cangkang telur dengan asam cuka.
b.      Pembentukan endapan : mereaksikan uang logam dengan asam cuka, garam inggris dengan ammonium hidroksida (dapat dibeli di apotik).
c.       Perubahan warna : daging apel dengan oksigen di udara, roti tawar dengan larutan iodin, kertas dengan larutan iodin (tulisan ajaib).
d.      Perubahan suhu : mereaksikan soda kue dengan asam sitrat.
3.      Untuk menunjukkan pengaruh konsentrasi, luas permukaan, dan suhu kita dapat menggunakan reaksi soda kue + cuka dengan berbagai variasi konsentrasi dari salah satunya (soda kue / cuka), cangkang telur (digerus dan dipotong-potong) dengan cuka, dan garam inggris (dipanaskan pada berbagai suhu) dengan ammonia.
4.      Untuk menunjukkan tekanan osmosis, kita dapat melakukan percobaan : sediakan dua gelas, gelas yang satu diisi air sedangkan yang satunya diisi air garam. Masukkan ke dalam kedua gelas wortel yang masih segar dengan ukuran sama. Amati yang terjadi setelah 24 jam.
5.      Kita dapat membuktikan adanya ion fosfat dalam minuman bersoda (sprite, coca-cola, fanta) sebagai buffer yang mampu mempertahankan pH dengan cara menambah sedikit asam, basa, dan pengenceran. 
6.      Untuk mengetahui adanya zat besi pada beberapa buah-buahan, seperti anggur, nanas, apel, arbei, dapat dilakukan percobaan : Siapkan jus buah-buahan yang akan diteliti, lalu tuangkan sedikit pada gelas bening. Tambahkan sejumlah yang sama teh kental yang telah didiamkan kira-kira 1 jam. Aduk dan biarkan beberapa saat, catat waktu terjadinya endapan pada dasar gelas. Endapan yang terbentuk merupakan zat besi yang terkandung dalam buah yang bereaksi dengan zat kimia dalam teh. Jumlah dan kecepatan terbentuknya endapan menandakan banyaknya zat besi di dalam buah.
Semua bahan dan alat yang digunakan dalam percobaan tersebut dapat dengan mudah diperoleh dan harganya murah, tetapi mampu menunjukkan pembuktian suatu konsep. Percobaan-percobaan tersebut pasti menarik bagi kita, karena selain mudah dilakukan juga merupakan percobaan yang baru karena belum pernah dijumpai sebelumnya.
E.     Belajar Kimia Menarik Jika Dihubungkan Dengan Kehidupan
Seseorang akan belajar dan menyimak materi pelajaran dengan seksama ketika tahu bahwa yang sedang dipelajarinya ada hubungan dengan kehidupannya. Hal ini banyak diungkap dalam berbagai teori belajar, diantaranya teori belajar Bruner. Oleh karena itu belajar kimia akan menarik jika kita mampu menghubungkan dengan kehidupan kita sendiri. Perhatikan beberapa contoh berikut ini :
1.      Ketika kita mempelajari reaksi netralisasi antara asam dengan basa, maka kita dapat mencoba mengaitkan peristiwa netralisasi asam lambung (HCl) oleh obat maag yang mengandung senyawa basa (Mg(OH)2 atau Al(OH)3). Jadi, orang yang sakit maag, produksi asam lambung berlebihan, sehingga menyebabkan iritasi pada permukaan dalam lambung. Oleh karena itu agar tidak merasakan perih karen iritasi tersebut, sebelum makanan masuk, lambung harus dinetralkan terlebih dahulu.
2.      Prinsip netralisasi ini dapat diterapkan pada berbagai peristiwa, misalnya ketika kita tersengat tawon dapat diobati dengan mengoleskan cuka, karena sifat racun tawon adalah basa. Sebaliknya jika tersengat lebah kita obati dengan soda atau sabun, karena racunnya bersifat asam.
3.      Ketika mempelajari konsep pH, kita dapat mengaitkan dengan pertanyaan mengapa produk sabun untuk kulit harus mempunyai pH seimbang. Dengan demikian konsep pH yang sulit tetap akan dipelajari serius karena ada kaitannya dengan kehidupannya.
4.      Ketika mempelajari tentang penurunan titik beku pada konsep sifat koligatif larutan, kita dapat menghubungkan dengan pembuatan es krim yang ditambah garam dengan tujuan untuk mempertahankan agar es krim sulit mencair.
5.      Ketika kita mempelajari tentang senyawa yang terbentuk dari unsur-unsur golongan halogen, maka kita pasti mempelajari senyawa NaCl. Senyawa NaCl dalam kehidupan sering dihubungkan dengan iodium yang dikenal dengan garam beryodium. Konsep ini akan menarik jika dihubungkan dengan pertanyaan ”benarkah garam beryodium membuat seseorang yang mengkonsumsi menjadi pintar?” seperti iklan di televisi.
6.      Ketika kita mempelajari senyawa golongan aldehid, kita dapat menghubungkan dengan formalin yang isunya marak pada tahun lalu.
7.      Ketika kita mempelajari konsep protein yang salah satu bentuknya dalam tubuh kita berupa hormon, kita dapat menghubungkan dengan pertanyaan ”mengapa kita tidak boleh berpacaran di tempat yang sepi?” yang dapat dijelaskan dengan konsep ini.
F.     Belajar Kimia Dalam Kemasan Teka-Teki
Dalam mempelajari kimia, kita dapat melihat satu hal lagi yang menarik, yaitu kekhasan sifat masing-masing senyawa kimia. Kekhasan sifat ini akan dapat kita pahami dengan menarik dan baik, tanpa beban menghafal, jika kita sering berteka-teki dengan sesama teman. Berikut ini beberapa contoh teka-teki yang dimaksud :
1.      Seorang siswa kehilangan uang di kelasnya. Semua siswa di kelas itu ketakutan, karena hari itu mereka membawa uang 20 ribuan seperti yang hilang untuk ditabungkan. Si siswa yang kehilangan uang mengatakan sebelum hilang dia iseng menulis lambang suatu unsur di kertas tersebut. Unsur yang ditulis lambangnya itu memiliki ciri-ciri :
[  Ia memiliki jari-jari atom > Mg tapi lebih pendek dari Rb
[  Ia memiliki energi ionisasi lebih besar dari golongan IA
[  Ia memiliki elektronegativitas lebih kecil dari Sn dan Ca Unsur apakah itu ?
2.      Aku disukai banyak wanita, padahal kalau aku tidak dipanasi pada suhu 2000oC aku dijauhi orang. Kata mereka sih, aku seperti turunan Michael Jakson. Dulu aku digunakan sebagai obat pemampat BAB, tetapi tidak tahu mengapa sekarang aku tak ada di pasaran Biarpun hitam tetapi aku memancarkan cahaya. Siapakah aku ?
3.      Seorang napi kabur dari penjara. Berdasar olah TKP ditemukan botol bekas suatu larutan yang sering kita jumpai di dapur dan wadah plastik yang berbau amis dan berwarna keco-klatan. Penyelidikan menunjukkan napi kabur melalui pintu tanpa merusak gembok, tetapi pengait gembok yang rapuh dan mudah dipatahkan. Larutan apa yang ada dalam botol ?
B.     Kedudukan Kimia
1.      Kimia sebagai sikap ilmiah
Sikap ilmiah berkaitan dengan sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, sains bersifat open ended.
Sikap ilmiah dalam pembelajaran kimia merupakan bagian dari sikap pada umum-nya, dan sikap adalah bagian dari nilai, yaitu nilai kehidupan. Bila penanaman nilai kehidupan dalam pembelajaran kimia terjadi berulang-ulang, maka diharapkan nilai-nilai tersebut dapat terinternalisasi dalam diri peserta didik. Dengan kata lain, dalam setiap pembelajaran mata pelajaran apapun, termasuk pembelajaran kimia, sangat diha-rapkan bahwa materi yang diajarkan tidak hanya sebagai school knowledge (pengetahuan sekolah), tetapi juga menjadi inner knowledge (pengetahuan dalam diri) yang akhirnya ditunjukkan dalam bentuk perilaku (action knowledge). Dengan demikian terjadilah keselarasan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam proses pembelajaran. Sejumlah sikap ilmiah tersebut dapat menjadi nilai kehidupan peserta didik dimana nilai-nilai kehidupan secara bersama-sama akan membentuk kepribadian peserta didik. ilmiah yang meliputi:
a.       Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian tanpa mengubahnya, walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan teori,
b.      Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang diperoleh teman lain atau ilmuwan lain dan teori baru dari eksperimen terbaru,
c.       Mampu membedakan fakta dan opini,
d.      Tekun dan ulet dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa,
e.       Teliti, cermat, dan akurat tidak ceroboh dan tidak melakukan kesalahan dalam pene-litian , sehingga didapatkan hasil yang benar-benar akurat,
f.       Tidak mudah percaya  jika tidak ada bukti yang mendukung,
g.      Percaya bahwa kebenaran itu bersifat relaif, sehingga tidak memaksakan diri
2.      Kimiah sebagai produk
Produk sains meliputi pengetahuan fakta, pengetahuan konsep, pengetahuan prose-dural, dan pengetahuan kognitif.
3.      Kimia sebagai proses
Kimia sebagai proses meliputi keterampilan-keterampilan dan sikap-sikap yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan Kimia. Keterampilan-keterampilan proses tersebut dapat diklasifikasikan sebagai keterampilan-keterampilan :
a.      Mengamati
Mengamati merupakan suatu keterampilan berpikir fundamental yang menjadi dasar utama dari pertumbuhan sains. Mengamati merupakan suatu kemampuan menggunakan semua indera yang harus dimiliki oleh setiap orang. Dalam kegiatan ilmiah mengamati berarti memilih fakta-fakta yang relevan dengan tugas tertentu dari hal-hal yang diamati, atau memilih fakta-fakta untuk menafsirkan peristiwa tertentu. Dengan membandingkan hal-hal yang diamati, berkembang kemampuan untuk mencari persamaan dan perbedaan.
b.      Menafsirkan Pengamatan
Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna, bila tidak ditafsirkan. Karena itu dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu, lalu mungkin ditemukan pola-pola tertentu dalam satu seri pengamatan. Penemuan pola ini merupakan dasar untuk menyarankan kesimpulan-kesimpulan atau generalisasi-generalisasi. Kemampuan untuk menemukan pola-pola ini merupakan kegiatan ilmiah yang perlu dikembangkan pada anak sedini mungkin.
c.       Meramalkan
Sains tidak akan demikian pesat berkembang bila dalam sains tidak dikenal istilah meramalkan. Karena itu meramalkan merupakan salah satu kemampuan penting dalam sains. Dengan menggunakan pola yang ditemukan dari salah satu seri pengamatan, para ilmuwan mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang akan datang, atau yang belum diamati. Jadi, bertitik tolak dari menafsirkan hasil-hasil pengamatan dapat dikembangkan kemampuan untuk meramalkan yang merupakan salah satu contoh mengambil kesimpulan atau inferensi. Proses peramalan merupakan suatu proses penalaran yang berdasarkan pengamatan.
d.      Menggunakan Alat / Bahan
Melakukan percobaan dalam sains membutuhkan alat dan bahan. Berhasilnya suatu percobaan kerapkali tergantung pada kemampuan memilih dan menggunakan alat yang tepat secara efektif. Pengalaman menggunakan alat dan bahan merupakan pengalaman konkrit yang dibutuhkan siswa untuk menerima gagasan-gagasan baru. Suatu syarat penting dalam belajar bagi siswa yang masih pada tingkat operasional konkrit itu.
e.       Menerapkan Konsep
Menerapkan konsep yang merupakan suatu kemampuan untuk menggunakan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi merupakan tujuan pendidikan sains yang penting. Dalam menerapkan konsep untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi, perlu dianggap bahwa setiap penjelasan yang diberikan itu bersifat sementara, dan dapat diuji, jadi berupa hipotesis. Kerap kali dapat disarankan beberapa alternative hipotesis, semuanya menunjang kenyataan, tetapi perlu disadari siswa, bahwa hipotesis-hipotesis itu harus diuji.
f.       Merencanakan Penelitian
Kemampuan untuk merencanakan suatu penelitian merupakan suatu unsur yang penting dalam kegiatan ilmiah. Setelah melihat suatu pola atau hubungan dari pengamatan-pengamatan yang dilakukan, perlu kesimpulan sementara atau hipotesis yang dirumuskan itu diuji. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk merencanakan suatu percobaan yang meliputi kemampuan untuk menentukan alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan, menentukan variabel-variabel, menentukan yang mana di antara variabel-variabel itu harus dibuat tetap, bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan untuk mengambil kesimpulan, merupakan kegiatan-kegiatan yang perlu dilatihkan sejak dini.
g.      Berkomunikasi
Sains terbuka bagi semua orang yang mampu memahaminya, dan dinilai oleh siapa saja yang mau menilainya. Sebagai implikasinya, para ilmuwan diharapkan  menguraikan secara jelas dan cermat apa yang telah mereka lakukan, sehingga dapat diuji oleh para ilmuwan lain. Karena itu dalam pendidikan sains siswa-siswa sejak dini dilatih untuk dapat melaporkan hasil-hasil percobaannya secara sistematis dan jelas. Juga diharapkan mereka dapat menjelaskan hasil-hasil percobaan mereka pada teman-temannya, mendiskusikanya, dan menggambarkan hasil pengamatannya dalam bentuk grafik, tabel dan diagram. Semua kegiatan ini termasuk kemampuan berkomunikasi, suatu kemampuan yang perlu dikembangkan dalam mendidik calon-calon ilmuwan masa yang akan dating.
h.      Mengajukan Pertanyaan
Dari penelitian Piaget dan Bruner, terungkap bahwa anak itu dapat berpikir secara tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara konkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan menghubungkan fakta-fakta yang diperlukan. Dapat dikatakan bahwa kualitas pertanyaan yang diajukan siswa menunjukkan rendah tingginya tingkat berpikir siswa.
[  Perlunya Pendekatan Keterampilan Proses
Dari uraian di atas telah diketahui bahwa keterampilan proses ialah keterampilan intelektual atau keterampilan berpikir, dengan mengembangkan keterampilan proses dalam pembelajaran maka:
*      Membuat siswa berpikir.
*      Membuat siswa kreatif.
*      Dapat menolong siswa untuk belajar
Keterampilan proses sains juga diperlukan dalam kegiatan ilmiah di sekolah maupun di kemudian hari.

1 comment: